Minggu, 12 Februari 2012

kembali terdengar,
terdengar jeritan hati...

jeritan hati yang meringis kesakitan...
kesakitan yang terlalu parah
hingga tak dapat terbendung,
terbendung oleh liuknya waktu,

hati seakan teriris oleh jutaan...
jutaan sayatan perih,
perih berkecamuk...

tak lagi dapat kubayangkan,
betapa hinanya diriku..
hingga kau lakukan semua ini,
kau lupakan aku,
sampai tak setitikpun kau teringat...

meski semua itu,
tetap kucoba menyembuhkan perih ini...
perih yang mungkin tak dapat tertahankan...

wahai kau pelita hati,
kumohon,
dengarlah jeritan ini,
jeritan penuh rasa sakit..
kumohon kau merasa iba,
sehingga kau dapat memberi sedikit belas kasihan...
belas kasihan cinta yang kuharapkan darimu...

kuharus tetap bertahan...
malam ini aku sangat sedih
karena malam kemarin waktu hujan turun kumelihat wanita yg kucinta
tapi sayang itu hanyalah mimpi

tapi aku mengharapkan agar itu kenyataan...

kasih, ketahuilah aku tak mengharapkan harta dunnia
cukuplah kau jadi harta terindah bagiku..
cukup kau cintaiku dalam kesederhanaan..

walaupun kau telah menyakitiku,
tetapi aku masih disini,
untuk menunggumu
mngkin aku bodoh
selalu mengharapkanmu kembali ke hatiku lagi

sudah ku coba tegar hidup tanpamu
ingin kubuktikan bahwa aku bukanlah lelaki lemah..

maju untuk mati

sedih ini untukku senciri menahan rasa sakit ini,
cintamu mulai pergi dan hati ini mulai mati

aku akan trus mencari meski kutahu takkan pernah kutemu..
akan kusembuhkan luka ini sebisaku
sampai hati ini remuk karenanya...

teringat apa yang kau berikan
saat kumulai merasa
kau mengajariku setia
teringat saat kau mengajariku merasa
kau mengajariku cinta

kau memanglah yang pantas untuk kucinta

kau meninggalkan luka atas nama cnta
semua luka yg kau gores untukku
telah musnah

kau telah meninggalkan lebam cinta dihatiku
yang takkan terlupa
hingga akhir hayat ini...
hanya kau...
kau yang membuatku gila,
gila sampai seperti iini..
status..
status tinggalah kenangan,
yang kuharap dapat kembali,
kembali seperti dulu,
dulu sekali...

kau yang membuatku buta,
buta akan segalanya,
hingga kutak mau membuka hati,
hati ini pada siapapun,
meski kutanggapi hati rang lain,
itu hanya kedok,
agar semua ini tertutupi,
tertutupi oleh kabut asap yang tebal,
hingga kau tak tahu akan semua ini,
meski haati menginginkannya,
menginginkan kau untuk mengetahuinya...
maaf aku tak bisa membalasnya,
membalas sirat cintamu,

cinta yang kau percaya,
kau percaaya,
percaya akan kubalas,

kubuka pintu hati,
tapi ntah mengapa semua pupus,
semua terturup,
cintaku telah tertutup olehnya,
olehnya yang mungkin tak tahu semua ini,
meski kuharap ia tahu,

sekali lagi,
tak ada yang dapat kurangkai,
aku bukanlah pujangga,
yang dapat membuat syair" indah,
agar semua takluk padanya,

aku hanyalah anak manusia,
yang jauh dari arti sempurna.

sebaiknya engkau cari hati yang baru,
hati yang mungkin bisa kau tumpui berjuta harapan,
harapan agar dapat bersamanya..

sekalipun kau pasti akan membenciku,
aku sungguh meminta maaf
ngeluarin bahan curhatan di blog itu sangat melegakan,
toh dak ada yg baca,
dak ada yg tahu,
hanya aku.

dan kuharap,
kamupun tahu...
Bodohnya diriku,
yang tak bisa melupakannya,
padahal sudah ada penggantinya di depan mata,

tetapi tetap saja,
kaulah yang bisa berada disini.
kaulah yang pertama,
dan kaulah yang terakhir memenuhinya....

maafkan aku kepada kau yang masih setia,
setia menunggu...
menunggu belas kasih cintaku,
meski aku tak kunjung menanggapi itu,
menanggapi cintamu.
sungguh,
aku masih mencintainya,
mencintai dia,
dia yang memberiku harapan...

Hah?

aku memang tak berarti untukmu
tapi kamu harus tau,
kalau kamu sungguh berarti untukku,
meski bahkan...
kau tak menganggapku ada.

disini,
kau selalu hadir,
menemani langkahku...
dihatiku....

disini,
kau selalu membantuku..
menghadapi segalanya...
dimataku...

kau...
selalu....
dihati...

Ntah apo ni.. :')

satu hari  lagi,
hidup ini tanpa hadirmu,

satu jam lagi,
raga ini tanpa jiwamu,

satu menit lagi,
rasa ini tanpamu,

satu detik lagi,
cinta ini tetap untukmu,

kutahu...
semua hanyalah roda,
roda yang terus berputar.
tapi tetap,
setiap kumengingatmu,
roda itu berhenti...
berhenti darii lajunya,
laju yang cepat.
cepat berhembus...
hanyalah kamu..
yang layak...
yang layak dapatkan semua itu..